Perpustakaan ISI Solo Teken MoU dengan Perpusnas RI

  • Jun 25, 2024
  • Bambang eka purnama
  • Pendidikan

SOLO, --Kepala Perpustakaan Institut Seni Indonesia Surakarta (ISI Solo) M. Ali Nurhasan Islamy, atas nama Rektor hadir pada penandatanganan MoU antara ISI Solo dengan Perpusnas RI. MoU tersebut di atas dilaksanakan dalam rangkaian "Seminar Nasional, Penandatanganan MoU, dan Rapat Kerja ‎Nasional 2024" dengan tema "Transformasi Perpustakaan Akademik di Era Kecerdasan Buatan: Standarisasi, Kolaborasi, dan Inovasi" yang diselenggarakan FKP2TN, yang berlangsung dari tanggal 11 hingga 14 Juni 2024 ‎di Hotel Rattan Inn, Banjarmasin.

Dalam forum tersebut, Ali juga menjadi pembicara dalam sesi sharing seasion yang diawali dengan pemutaran video profil sebagai potret Perpustakaan ISI Solo saat ini. Ali mengatakan bahwa pengembangan perpustakaan ISI Solo memiliki kekhasan koleksi buku bidang seni dan koleksi audio sekitar 1300 kaset, piringan hitam serta manuscript yang sudah mulai dialihmediakan menjadi koleksi digital. Perpustakaan sudah meningkat, namun perpustakaan ISI Solo perlu masukan dari peserta seminar guna pengembangan yang lebih baik lagi.

Seminar nasional, Forum Kepala Perpustakaan Perguruan Tinggi Negeri (FKP2TN) dimulai dengan sambutan dari Ketua Panitia sekaligus Kepala UPA Perpustakaan Universitas Lambung Mangkurat, Noer Komari. "Jumlah peserta yang hadir kali ini sungguh luar biasa, jauh melampaui ekspektasi kami," ungkap Komari.

Ketua FKP2TN, Edy Suprayitno, dalam sambutannya menekankan pentingnya penguatan keanggotaan untuk saling berkolaborasi dan ‎bersinergi. Edy juga menyoroti pentingnya konsorsium pengadaan jurnal sebagai salah satu bentuk kolaborasi yang ‎harus diperkuat. "Kolaborasi dan sinergi antar anggota adalah kunci untuk menghadapi tantangan di masa kini dan masa depan. Berharap FKP2TN dengan semua anggota mampu menatap masa depan organisasi serta perpustakaan masing-masing." tegasnya.‎

Iwan Aflani, Wakil Rektor bidang Akademik, Universitas Lambung Mangkurat, mengutip ‎pernyataan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang tiga paradoks dalam pendidikan di era digital: gelar yang tidak ‎menjamin kompetensi lulusan, kelulusan yang tidak menjamin kesiapan berkarya, dan akreditasi yang tidak menjamin ‎mutu. Karenanya Iwan menekankan pentingnya standarisasi, kolaborasi, dan inovasi dalam pengembangan ‎perpustakaan perguruan tinggi di masa depan. Setelah sambutan, Rektor resmi membuka acara tersebut.‎

Sementara Kabiro Hukum Organisasi Kerjasama dan Hubungan Masyarakat, Perpustakaan Nasional RI, Sri Marganingsih dalam sambutannya menyampaikan ‎program Perpusnas RI salah satunya adalah pengumpulan naskah nusantara, baik yang berada di dalam maupun di ‎luar negeri. Beliau menjelaskan perlunya kerja sama erat dengan berbagai institusi untuk mewujudkan program ini. ‎

Selain itu, rencana MoU antara Perpusnas dengan institusi luar negeri untuk pengumpulan naskah ‎nusantara. "Kerja sama ini diharapkan dapat memperkaya koleksi naskah Nusantara kita," ujarnya. Beliau kemudian ‎mengukuhkan pengurus FKP2TN periode 2023-2026. Pengurus yang baru diharapkan dapat membawa organisasi ini ‎semakin maju dan berperan aktif dalam transformasi perpustakaan akademik di era kecerdasan buatan.‎[ali/anhar]